Hari pertama setelah pembukaan OSKM, pastinya masih semangat. Pagi hari ini kami ada acara SSDK (Strategi Sukses Di Kampus). Nah, SSDK ini dibagi menjadi 3 sesi yaitu: Learning Passion, Timing & Compassing dan How to be Adaptive. Kegiatan ini cukup lama, dimulai pukul 08.00 hingga 15.30, jadi kurang lebih 7 setengah jam lamanya diselingi istirahat 2 kali.
Habis SSDK selesai kelompok 111 disuruh kumpul di depan ATM Center. Setalah semua lengkap, kami langsung berangkat ke base camp kami di daerah Tubagus Ismail (eh, ada 3 anggota yang izin karena sakit). Kami ngobrol-ngobrol dulu disana, terus sholat maghrib.
Selepas sholat maghrib, kami diberi kuliah/ceramah tentang Pola Pikir K3 sama taplok-taplok kami(kak vita, kak maya, bang haris). K3 itu singkatan dari Kritis, Kreatif, dan Konstruktif. Kritis adalah sikap tidak mudah percaya akan sebuah permasalahan, menanggapi dan menyikapi permasalahan tersebut secara tajam. Kalau yang dimaksud kreatif adalah sikap atau sifat untuk selalu melihat suatu hal dari banyak sudut pandang, selalu memiliki ide baru/ inovasi yang belum ada. Terakhir konstruktif ialah pola pikir yang solutif, membangun dan tidak menimbulkan masalah serta menghargai ide orang lain.
Taplok ngejelasinnya panjang, jelas banget. Lalu, kami dibagi jadi 3 kelompok kecil. Kami diminta buat menerapkan pola pikir K3 ini. Kelompok 1 (Ulum, Gilang, Eky, Nila, Silvi) memilih permasalahan banjir di Jakarta. Dengan jurus K3 mereka memberi solusi: memperbanyak daerah resapan, memperbaiki & meningkatakan kualitas tanggul yang ada, membersihkan sampah. Kelompok 2 (Adzkia, Aji Surya, Awal Aji, Elbert, Karin) dengan topic Jembatan yang tidak layak pakai. Setelah memakai K3, mengemukakan solusi: membuat jembatan baru yang lebih kokoh, menyediakan ‘getek’ untuk penyeberangan. Kelompok 3 (Ikar, Jonathan, Ryan, Sarah, Vira) memilih topic Sampah yang menumpuk dan memenuhi sungai. Mereka memberi solusi: membuat aturan yang tegas tentang pembuangan sampah di sungai, memperbanyak tempat sampah, membuat alat seperti tank amphibi untuk mengumpulkan dan mendaur ulang sampah.
Tidak terasa hari mulai larut, setelah interaksi kali ini selesai kelompok 111 beserta taplok makan pizza bareng (thanks to Karin). Nah, waktu beres-beres untuk persiapan pulang, taplok kelompok 111 berbagi cerita tentang daerah di sekitar ITB yang rawan dengan kejahatan makhluk hidup maupun makhluk gaib. Walau bukan pengalaman mereka sendiri tapi tetap seru. Kemudian taplok 111 mengondisikan kami agar dapat pulang dengan selamat.
Habis SSDK selesai kelompok 111 disuruh kumpul di depan ATM Center. Setalah semua lengkap, kami langsung berangkat ke base camp kami di daerah Tubagus Ismail (eh, ada 3 anggota yang izin karena sakit). Kami ngobrol-ngobrol dulu disana, terus sholat maghrib.
Selepas sholat maghrib, kami diberi kuliah/ceramah tentang Pola Pikir K3 sama taplok-taplok kami(kak vita, kak maya, bang haris). K3 itu singkatan dari Kritis, Kreatif, dan Konstruktif. Kritis adalah sikap tidak mudah percaya akan sebuah permasalahan, menanggapi dan menyikapi permasalahan tersebut secara tajam. Kalau yang dimaksud kreatif adalah sikap atau sifat untuk selalu melihat suatu hal dari banyak sudut pandang, selalu memiliki ide baru/ inovasi yang belum ada. Terakhir konstruktif ialah pola pikir yang solutif, membangun dan tidak menimbulkan masalah serta menghargai ide orang lain.
Taplok ngejelasinnya panjang, jelas banget. Lalu, kami dibagi jadi 3 kelompok kecil. Kami diminta buat menerapkan pola pikir K3 ini. Kelompok 1 (Ulum, Gilang, Eky, Nila, Silvi) memilih permasalahan banjir di Jakarta. Dengan jurus K3 mereka memberi solusi: memperbanyak daerah resapan, memperbaiki & meningkatakan kualitas tanggul yang ada, membersihkan sampah. Kelompok 2 (Adzkia, Aji Surya, Awal Aji, Elbert, Karin) dengan topic Jembatan yang tidak layak pakai. Setelah memakai K3, mengemukakan solusi: membuat jembatan baru yang lebih kokoh, menyediakan ‘getek’ untuk penyeberangan. Kelompok 3 (Ikar, Jonathan, Ryan, Sarah, Vira) memilih topic Sampah yang menumpuk dan memenuhi sungai. Mereka memberi solusi: membuat aturan yang tegas tentang pembuangan sampah di sungai, memperbanyak tempat sampah, membuat alat seperti tank amphibi untuk mengumpulkan dan mendaur ulang sampah.
Tidak terasa hari mulai larut, setelah interaksi kali ini selesai kelompok 111 beserta taplok makan pizza bareng (thanks to Karin). Nah, waktu beres-beres untuk persiapan pulang, taplok kelompok 111 berbagi cerita tentang daerah di sekitar ITB yang rawan dengan kejahatan makhluk hidup maupun makhluk gaib. Walau bukan pengalaman mereka sendiri tapi tetap seru. Kemudian taplok 111 mengondisikan kami agar dapat pulang dengan selamat.
Sekian review dari hari ke-2 OSKM ITB 2013.
No comments:
Post a Comment