Jonathan Benedict
16513122
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Tak
terasa, hari ini adalah tanggal 23 Agustus 2013, pada hari yang cerah
ini kami akan melakukan project terbesar kami selama mengikuti kegiatan
oskm 2013 yaitu membuat huruf “o” dalam kalimat “#untukindonesia”.
Sejak pukul 05.50, kami sudah dikumpulkan di lapangan Saraga untuk
pengecekan kelengkapan peralatan, saat pengecekan berlangsung kami
disuruh memperlihatkan benda-benda yang seharusnya kami bawa seperti
ponco, plastic, dll. Namun makin lama makin banyak benda aneh (nastar,
spion motor, helm SNI) yang tidak diberitahukan untuk kami bawa. Amarah
dari para senior pun meledak-ledak dan kami disalahkan karena hanya
sedikit yang membawa barang-barang aneh tersebut, bahkan kami
dikejutkan dengan aksi seorang “maba” yang dengan lantangny berlari ke
panggung dan bertengkar dengan kakak senior. Setelah dimarahi beberapa
menit, akhirnya kami diberitahu bahwa ini semua adalah sandiwara belaka,
gelak tawa langsung membahana di antara para maba. Selanjutny kami
melakukan senam Diponegoro yang sangat unik , lalu para ketua
kelompokpun disuruh untuk mengatur anggotanya dalam membentuk kalimat
“#untukindonesia”. Memang tidak mudah untuk dilakukan, namun tak lama
kemudian kami berhasil membentuk kalimat tersebut, dukungan dari para
taplok tak lepas dari keberhasilan kami. Kami sangat senang karena
keberhasilan ini dan para senior pun meng”appreciate” kami dengan memberi
applause.
Setelah itu, kamipun langsung dimobilisasi menuju ke auditorium sabuga untuk mengikuti acara selanjutnya. Tak lama setelah pengaturan tempat duduk selesai, acara pertamapun dimulai. Acara pertama adalah penampilan defile OHU 2013, ada sekitar 80 unit yang terbagi menjadi 6 rumpun. Rumpun pertama adalah rumpun agama, unit-unitnya terdiri dari GAMAIS, PMK, KMK,dll. Remupun kedua adalah rumpun kebudayaan yang terdiri dari unit kebudayaan sunda, betawi, banten, dll. Rumpun ketiga adalah rumpun keilmuan seperti unit milisi mahasiswa dan koperasi mahasiwa. Rumpun keempat adalah rumpun pendidikan seperti unit saham dan ugreen . Rumpun kelima adalah rumpun media, unit-unit seperti LFM dan radio ganesha termasuk di dalamnya. Rumpun terakhir adalah rumpun olahraga yang terdiri dari persatuan sepakbola itb, nautika, klub bulurangkis, dll.
Setelah defile OHU , istirahat makan siangpun dimulai dimana bagi maba muslim diperkenankan untuk sholat jumat dan bagi maba yang nonmuslim dimobilisasi ke unit agama masing-masing. Selesai makan siang, kami dikumpulkan kembali ke auditorium untuk mengikuti acara seminar berikutnya. Sambil menunggu narasumber utama , Bapak Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan RI, APPRES ITB memainkan beberapa lagu jazz yang mereka lantunkan dengan indah. Tak lama kemudian, akhirnya Pak Gita dating beserta rombongannya dan didampingi oleh Wakil Rektor, Pak Kadarsyah dan Ketua KM ITB 2013, Kak Nyoman Anjani. Sebelum ceramah dimulai, seluruh maba diajak untuk menyanyikan lagu “Indonesia Raya” terlebih dahulu , kemudian Kak Benito selaku ketua OSKM 2013pun maju untuk memberi sambutan, disusul oleh Kak Nyoman dan terakhir, Pak Kadarsyah. Maria Selena, Putri Indonesia 2012 sekaligus alumni ITB (SBM) segera naik ke panggung setelah itu, ia berperan sebagai moderator dalam diskusi ini.
Pak Gita pun langsung menuju panggung dan berbincang-bincang sebentar dengan Kak Maria lalu tanpa membuang waktu, beliau segera menuju mimbar dan memberikan kata sambutan sebelum memulai ceramahnya . Dalam ceramahnya, Pak Gita memotivasi para maba untuk berjuang lebih baik sehingga bisa memajukan Indonesia dan mengajarkan untuk menggunakan kearifan local dalam upaya tersebut karena nilai budaya tidak boleh dikorbankan. Kemajuan teknologi juga sangat penting mengingat keberhasilan Korsel dalam kancah dunia secara ekonomi dan budaya akibat perkembangan pesat teknologi di Negara tersebut. Maba juga dituntut untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia. “Jadilah Garuda-garuda yang kreatif, terampil, melek teknologi, dan loyal kepada NKRI,” adalah pesan terakhir dari Pak Gita. Ceramah diakhiri dengan pertukaran plakat antara Pak Gita dengan pihak ITB, setelah itu Pak Gita beserta rombongannya segera meninggalkan auditorium untuk mengikuti acara di tempat lainnya. Narasumber kedua adalah Kak Indra Hidayat dari Wanadri, sebuah perkumpulan para pendaki gunung. Ia membawakan ceramah bertemakan “Cinta Tanah Air”, Ia juga mengatakan bahwa Indonesia adalah Negara yang kaya akan budaya, SDA, dan bentang alam dan kita sebagai putra putri terbaik bangsa harus mampu menjaga semuanya serta mengembangkannya supaya Indonesia menjadi maju. Narasumber ketiga adalah Bu Tri Mumpuni Riatno, seorang pemberdaya listrik. Ia membawakan ceramah bertemakan “Integritas dan Kompetensi Mahasiswa untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa”. Dalam ceramahnya ini, Bu Tri memotivasi maba untuk menjadi pemimpin yang memiliki integritas sehingga tidak perlu mengorbankan rakyatnya dan menjadi pelaku ekonomi yang manusiawi. Tak terasa, jam sudah menunjukan pukul 4 sore, para siswa muslim pun dimobilisasi untuk menjalankan sholat adzhar. Setelah itu narasumber terakhirpun tampil, Kak Saska adalah seorang alumni ITB yang mendirikan organisasi Riset Indie yang sering mengadakan proyek-proyek unik seperti Project Polaroid, Alinea, dan Angkot Day. Ceramah ini diakhiri oleh sesi tanya jawab dan penyerahan plakat oleh pihak ITB kepada para narasumber.
Selesai acara ceramah, para maba langsung dimobilisasi oleh para senior untuk segera meninggalkan auditorium dan menuju ke tempat berkumpul kelompok masing-masing dimana kami diberi tugas berikutnya dan dibubarkan untuk bertemu keesokan harinya, yaitu pada hari terakhir OSKM 2013. Sekian review hari ini.
Setelah itu, kamipun langsung dimobilisasi menuju ke auditorium sabuga untuk mengikuti acara selanjutnya. Tak lama setelah pengaturan tempat duduk selesai, acara pertamapun dimulai. Acara pertama adalah penampilan defile OHU 2013, ada sekitar 80 unit yang terbagi menjadi 6 rumpun. Rumpun pertama adalah rumpun agama, unit-unitnya terdiri dari GAMAIS, PMK, KMK,dll. Remupun kedua adalah rumpun kebudayaan yang terdiri dari unit kebudayaan sunda, betawi, banten, dll. Rumpun ketiga adalah rumpun keilmuan seperti unit milisi mahasiswa dan koperasi mahasiwa. Rumpun keempat adalah rumpun pendidikan seperti unit saham dan ugreen . Rumpun kelima adalah rumpun media, unit-unit seperti LFM dan radio ganesha termasuk di dalamnya. Rumpun terakhir adalah rumpun olahraga yang terdiri dari persatuan sepakbola itb, nautika, klub bulurangkis, dll.
Setelah defile OHU , istirahat makan siangpun dimulai dimana bagi maba muslim diperkenankan untuk sholat jumat dan bagi maba yang nonmuslim dimobilisasi ke unit agama masing-masing. Selesai makan siang, kami dikumpulkan kembali ke auditorium untuk mengikuti acara seminar berikutnya. Sambil menunggu narasumber utama , Bapak Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan RI, APPRES ITB memainkan beberapa lagu jazz yang mereka lantunkan dengan indah. Tak lama kemudian, akhirnya Pak Gita dating beserta rombongannya dan didampingi oleh Wakil Rektor, Pak Kadarsyah dan Ketua KM ITB 2013, Kak Nyoman Anjani. Sebelum ceramah dimulai, seluruh maba diajak untuk menyanyikan lagu “Indonesia Raya” terlebih dahulu , kemudian Kak Benito selaku ketua OSKM 2013pun maju untuk memberi sambutan, disusul oleh Kak Nyoman dan terakhir, Pak Kadarsyah. Maria Selena, Putri Indonesia 2012 sekaligus alumni ITB (SBM) segera naik ke panggung setelah itu, ia berperan sebagai moderator dalam diskusi ini.
Pak Gita pun langsung menuju panggung dan berbincang-bincang sebentar dengan Kak Maria lalu tanpa membuang waktu, beliau segera menuju mimbar dan memberikan kata sambutan sebelum memulai ceramahnya . Dalam ceramahnya, Pak Gita memotivasi para maba untuk berjuang lebih baik sehingga bisa memajukan Indonesia dan mengajarkan untuk menggunakan kearifan local dalam upaya tersebut karena nilai budaya tidak boleh dikorbankan. Kemajuan teknologi juga sangat penting mengingat keberhasilan Korsel dalam kancah dunia secara ekonomi dan budaya akibat perkembangan pesat teknologi di Negara tersebut. Maba juga dituntut untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia. “Jadilah Garuda-garuda yang kreatif, terampil, melek teknologi, dan loyal kepada NKRI,” adalah pesan terakhir dari Pak Gita. Ceramah diakhiri dengan pertukaran plakat antara Pak Gita dengan pihak ITB, setelah itu Pak Gita beserta rombongannya segera meninggalkan auditorium untuk mengikuti acara di tempat lainnya. Narasumber kedua adalah Kak Indra Hidayat dari Wanadri, sebuah perkumpulan para pendaki gunung. Ia membawakan ceramah bertemakan “Cinta Tanah Air”, Ia juga mengatakan bahwa Indonesia adalah Negara yang kaya akan budaya, SDA, dan bentang alam dan kita sebagai putra putri terbaik bangsa harus mampu menjaga semuanya serta mengembangkannya supaya Indonesia menjadi maju. Narasumber ketiga adalah Bu Tri Mumpuni Riatno, seorang pemberdaya listrik. Ia membawakan ceramah bertemakan “Integritas dan Kompetensi Mahasiswa untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa”. Dalam ceramahnya ini, Bu Tri memotivasi maba untuk menjadi pemimpin yang memiliki integritas sehingga tidak perlu mengorbankan rakyatnya dan menjadi pelaku ekonomi yang manusiawi. Tak terasa, jam sudah menunjukan pukul 4 sore, para siswa muslim pun dimobilisasi untuk menjalankan sholat adzhar. Setelah itu narasumber terakhirpun tampil, Kak Saska adalah seorang alumni ITB yang mendirikan organisasi Riset Indie yang sering mengadakan proyek-proyek unik seperti Project Polaroid, Alinea, dan Angkot Day. Ceramah ini diakhiri oleh sesi tanya jawab dan penyerahan plakat oleh pihak ITB kepada para narasumber.
Selesai acara ceramah, para maba langsung dimobilisasi oleh para senior untuk segera meninggalkan auditorium dan menuju ke tempat berkumpul kelompok masing-masing dimana kami diberi tugas berikutnya dan dibubarkan untuk bertemu keesokan harinya, yaitu pada hari terakhir OSKM 2013. Sekian review hari ini.
No comments:
Post a Comment