Novira
Chandisa
16013291
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Hari Jumat 23 Agustus 2013 acara OSKM 2013 sangat menarik.
Di mulai dari acara pagi hari di Sasana Olahraga Ganesa(SaRaGa) institut
teknologi Bandung. Saya datang terlambat 2 menit, jadi mendapat bimbingan dari
kakak petugas tata tertib. Jadi sewaktu awal-awal itu kami seperti di
marah-marahi oleh kakak panitia yang ada di panggung, dikatakan tidak lengkap
membawa spek tugas. Dan bahkan tiba-tiba ada salah satu yang berbaju seragam
yang melakukan interupsi di panggung dengan marah-marah. Di situ sempat kaget
kok ada yang berani gitu. Tapi ternyata dia adalah penyusup. Dan setelah
marah-marah kakak-kakak yang di panggung itu malah mengajarkan kami senam
Diponegoro yang lucu banget. Senamnya itu emang gokil, lagunya juga oke-oke.
Kakak panitia yang di panggung maupun yang tidak di panggung juga aktif
bergerak dan gak malu-malu. Kami pun ikut senam dengan semangat. Ternyata sesi
marah yang diawal Cuma buat tegang terus rileks dan terhibur karena senam
diponegoro ini.
Setelah senam kami diberi tugas untuk membentuk tulisan
#untuk indonesia yang ternyata keren abis hasilnya. Gak nyangka juga bisa jadi
tulisannya dan bagus. Ini berkat kekompakan penanggung jawab yang utama. Saya
sih cuma yang baris ikutin arahan dari penanggung jawab. Tetapi kalau kami yang
diarahkan gak kompak dan gak mau dengar instruksi penanggung jawab juga gak
bakal jadi tulisannya. Senang bisa membuat tulisan sepanjang itu dan jadi juga.
Kalau saya tidak mengalami kesulitan yang berarti,paling waktu disuruh merapat
barisannya agak sulit karena udah padat banget.
Setelah membentuk tulisan disaraga, kami dimobilisasi ke
sabuga karena ada seminar dan devile OHU. Pertama ada penjelasan tentang
peraturan keamanan institut teknologi bandung. Dimulai dari jam terakhir boleh
berada di kampus sampai tata cara melakukan pemadaman api jika ada kebakaran.
Bahkan ITB punya mobil yang bisa mengantar mahasiswanya apabila terlambat
pulang tidak ada lagi kendaraan umum yang lewat. Setelah penjelasan tentang
keamanan ITB, ada devile OHU dimana unit-unit di ITB sedikit memperkenalkan
unitnya. Unit di ITB terbagi menjadi lima kategori yaitu keagamaan, keilmuan,
pendidikan, kesenian, media dan olahraga.
Kemudian dilanjutkan dengan acara seminar yang diisi oleh
orang-orang keren yaitu Pak Gita Wiryawan (Menteri perdagangan dan ketua PBSI),
Ibu Tri Mumpuni, Wanadri dan Saska. Pak Gita wiryawan memotivasi dengan
menyampaikan data-data statistik indonesia seperti Indonesia hanya 7% dari
total Que ekonomi dunia. Masalah yang dihadapi Indonesia saat ini adalah
seharusnya masyarakat indonesia mengisi konsumsi dalam negri dengan produk
dalam negri. Gang nam itu sebenarnya punya kelebihan karena kemahiran
teknologi, kesinambungan demokrasi dan kekayaan budaya. Negara maju yang dapat
dicontoh yaitu Korea selatan yang padahal pada tahun 1920an belum ada
apa-apanya namun kini sudah menjadi salah satu negara maju hanya dalam waktu
singkat setelah reformasi agraria. Tantangan Indonesia saat ini yaitu
meningkatkan 60% dari produktivitas tenaga kerja. Namun sekarang Indonesia
sudah sedikit demi sedikit merata penyebaran ekonomi di setiap daerah.
Indonesia harus bisa menambah nilai dari produk bukan hanya sekedar lahan.
Indonesia butuh pemimpin yang bisa menjawab perkembangan jaman dan permintaan
rakyat. Pesan pak mentri: Jadilah garuda-garuda yang kreatif, terampil,
berteknologo yang punya semangat kebangsaan dan menjunjung tinggi kearifan
lokal. Indra Hidayat (perwakilan Wanadri) menyampaikan bahwa indonesia punya
potensi geotermal yang besar karena gunung berapinya dan ternyata di indonesia
ada lebih dari 16.000 pulau yang berarti indonesia sangat kaya. Pesan Wanadri :
Sadar diri, Sadar Lingkungan dan Sadar tujuan. Ibu Trimumpuni menyampaikan
bahwa pengetahuan tidak sekedar logika namun juga harus berempati. Makin tinggi
pertumbuhan makin baik ekonomi dan setiap orang adalah unik. Mas Saska
memaparkan tentang komunitas riset indie yang dia ketuain. Pesan dari mas Saska : Belajar banyak hal,
kegiatan kemahasiswaan cara belajar berempati dan mulai dari sesuatu yang
kecil.
No comments:
Post a Comment