Amanda Damayanthi
16913089
Pada
hari Jumat, 23 Agustus 2013, kami memulai Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa
Institut Teknologi Bandung 2013 hari keenam. Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa
Institut Teknologi Bandung hari ini dimulai pukul 05.50 WIB, para mahasiswa
baru diminta berkumpul di perpustakaan. Mobilisasi dilakukan pada saat itu
juga, sekitar tiga ribu enam ratus lima puluh mahasiswa bergerak melalui tunnel
menuju Sasana Olahraga Ganesha (Saraga). Di sana kami bertemu dengan ketiga
taplok kami: Kak Maya, Kak Vita dan Kak Haris. Kami berbaris sesuai kelompk dan
mengisi absen. Ssst.. Kak Maya iseng kasih bocoran kalau hari ini tuh bakalan
seru banget.
Tidak
lama setelah itu, ada beberapa orang melakukan orasi di atas panggung. Firasat
saya nih (apalagi dibumbui spoiler dari Kak Maya), bakal ada acara
marah-marahan seperti tipikal budaya orientasi di Indonesia. Padahal saya sudah
siap dengan argument saya: marah-marah bakal ga relevan sama tema kearifan
lokal yang diusung Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi
Bandung 2013. Sementara kesan para turis ketika berkunjung ke Indonesia adalah
penduduknya yang ramah, saya jelas berpikiran bahwa marah-marah bukanlah bagian
dari kearifan budaya local yang patut dipertahankan.
(Untungnya saya nggak perlu berargumen terlalu jauh.
Suasana yang tidak terduga akhirnya terjadi di Saraga LOL.)
Terlepas
dari kearifan budaya lokal tadi, para orator di atas panggung menginstruksikan
kami untuk mengecek spek-spek yang wajib dibawa. Ketika disebutkan air 1,5
liter, ponco, baju ganti, para mahasiswa baru masih fokus mengeluarkan spek
mereka. Namun, ketika disebutkan kue nastar, helm dan spion, ada banyak dari
kami yang mulai panik. Ditambah teriakan-teriakan dari para orator, suasana
tegang pun mulai terasa. Yang tidak disangka, ada beberapa mahasiswa baru
membawa spek-spek aneh tersebut. Ternyata mereka adalah penyusup! Acara
'marah-marah' ini pun akhirnya diakui sebagai prank, dan para orator
yang tadinya galak pun malah mengajak mahasiswa baru senam pagi. Senam paginya
kocak, selain gerakannya yang aneh-aneh, lagu-lagunya juga nyeleneh.. Sejak
kapan lagu Zaskia Gotik dijadikan theme song senam coba ==a lol.
Nah,
setelah acara senam pagi yang seru ini berlalu, 2013 langsung berbaris
membentuk tulisan #untukindonesia. Prosesnya cukup memakan waktu dan melibatkan
sinar matahari pagi, tapi setelah semua susunan huruf selesai terbentuk,
rasanya puas luar biasa. Kelompok kami membuat huruf O, koordinasi dan kerja
sama antara pj dan kelompok akhirnya membuahkan keberhasilan. Kami senang
sekali bisa menuntaskan tugas ini. Aksi para kakak taplok yang membawakan 'lagu
kebangsaan' mereka sebagai bentuk apresiasi pun menambah semangat kami.
Kami
dimobilisasi kembali ke Sasana Budaya Ganusha. Di sana ada penampilan singkat
dari unit-unit yang bernaung di bawah ITB. Ada sekitar 80 unit dan hampir
semuanya tampak menarik. Hmm perlu istikharah nih sebelum milih unit *g*
Setelah
itu, ada Seminar Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung
2013. Narasumber pertama yakni Pak Gita Wiryawan, Menteri Perdagangan Dalam
Negeri merangkap ketua umum PBSI.
Melalui pidatonya, Pak Gita memaparkan kondisi ekonomi Indonesia yang notabene-nya
merupakan salah satu negara berpenduduk Islam hampir 80% dengan perekonomian
terkuat di G20. Sebagai pasar yang potensial, Indonesia juga berada di posisi
rawan akan masuknya barang-barang asing, maka dibutuhkan pemimpin yang visioner
untuk menjawab tantangan tersebut. Isi pidatonya menarik sih dan cukup
beresinambungan dengan tujuan Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa Institut
Teknologi Bandung untuk mengobarkan semangat nasionalisme mahasiswa baru..
Namun, sangat disayangkan, terlalu banyak angka dan prosentase yang disajikan.
Padahal kami akan lebih ngeh dengan keadaan Indonesia jika diberikan
contoh-contoh riil di lapangan, bukan cuma hanya dari data semata. Terima kasih
banyak buat Pak Menteri yang sudah meluangkan waktunya berkunjung ke ITB, Pak! =))
Pembicara
kedua adalah Ibu Tri Mumpuni. Beliau salah satu entrepreneur Indonesia yang
namanya pernah disebut oleh Presiden Barack Obama dalam 2010 Presidential Summit in Entrepreneurship. Bagaimana tidak keren, wanita muda satu ini adalah tokoh favorit saya.
Produk wirausahanya banyak memfokuskan pada isu-isu sosial di Indonesia. Isi
pidato beliau adalah menyangkut keseimbangan antara logika dan empati dalam
berwirausaha, yakni social entrepreneurship yang mencakup pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan dengan mengedepankan konsep kesejahteraan masyarakat serta daya
dukung lingkungan.
Pembicara
ke-3 adalah dari Wanagri. Organisasi pemuda ini mengeksplorasi wilayah Indonesia
untuk mencegah terklaimnya pulau-pulau terluar di Indonesia oleh negara asing.
Wow, ini organisasi yang menarik. Tidak pernah terpikir bagi saya untuk
menyebarkan nasionalisme sekaligus jalan-jalan seperti ini.
Favorit
saya adalah pembicara terakhir, Kak Saska dari Riset Indie. Riset Indie adalah
lembaga riset yang bergerak di bidang teknologi, sosial dan media. Kak Saska
menceritakan proyek-proyek sosial yang pernah dilakukan Riset Indie.
Proyek-proyek tersebut antara lain adalah Polaroid Project dengan tujuan untuk
melestarikan kamera polaroid. Selain itu, ada juga proyek Animatronica yang
menampilkan robot alien dengan kontrol jmdari jaringan wifi. Proyek Riset Indie
yang akan dilaksanakan berikutnya (tanggal 20 September 2013) adalah Angkot
Day. Khusus pada hari itu, semua angkot jurusan Kelapa-Dago akan dicharter dan
diminta untuk dikemudikan dengan tertib sehingga memberikan rasa aman dan
nyaman bagi penumpangnya. Ditambah lagi, pada Angkot Day ini semua transaksi
angkot akan digratiskan. Proyeknya keren-keren. Salut buat Riset Inde dan
inovasi-inovasi mereka #untukindonesia!
Salam Perubahan!
No comments:
Post a Comment