Pages

Friday, 23 August 2013

Resume Kegiatan OSKM ITB 2013 : Jumat, tanggal 23 Agustus 2013

Bismillaah

Nila Ultima Duane (19913096) – Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Kegiatan OSKM kali ini lumayan bikin saya bertanya-tanya, “Apakah yang akan terjadi hari ini?”. Maka, inilah jawabannya...

Hari ini dimulai pada pukul 05.50 pagi. Waktu yang lumayan pagi untuk ‘ngampus’. Kami berombong digiring menuju depan perpus, daan.. singkat cerita kami sudah berada di Saraga yang saat itu masih belum berdebu –karena masih pagi-. Tiba-tiba suasana menjadi cukup mencekam. Kami disuruh mengeluarkan spek-spek tugas kami. Spek ponco, minuman, baju ganti,.. lancaar. Eh nggak disangka-sangka ada permintaan spek unik selain itu dari para senior. Ada nastar, garam beryodium, helm SNI, spion. Mereka menyebutkan itu beserta alasan-alasan mereka mengapa kami harus membawa itu semua. Berhubung kami banyak yang nggak bawa, maka senior marah-marah. Namun cukup aneh memang. Ditambah lagi ada insiden pemberontakan kecil oleh salah seorang dari maba. Entah bagaimana awalnya, para senior melakukan gerakan kecil yang lumayan lucu sambil mengucapkan beberapa kalimat. Kata-katanya sih saya nggak begitu hapal. Yang jelas ada kata-kata “ciuss” segala. Dan akhirnyaa, ternyata itu semua sandiwara. Ckckck, ternyata itu nggak bener-bener marah. Malahan ada musik setelahnya dan banyak maba yang disuruh untuk berjoget bersama sesuai dengan gerakan kakak-kakak senior di panggung..

Selanjutnya, inilah misi yang ditunggu-tunggu. Membuat tulisan #untukindonesia di tanah Saraga. Kita flash back dulu gimana awalnya memilih PJ misi ini. PJ ini dipilih saat bertemu dengan taplok-taplok kami untuk pertama kalinya. Berhubung saat tanggal 19 Agustus 2013, setelah acara Sidang Terbuka selesai, teman-teman dari SBMPTN tidak bisa keluar Sabuga bersama-sama dengan teman-teman SNMPTN. Jadi, ketika kumpul bersama taplok kami tidak bisa dilakukan bebarengan. Saya berada di kloter kedua kumpul bareng taplok. Yah, perkenalan-perkenalan gitu deh sama teman sekelompok dan kakak-kakak taplok juga memberikan beberapa info penting mengenai kegiatan-kegiatan yang bakal diadakan selama OSKM ini. Ternyata kami membutuhkan seorang PJ untuk melancarkan salah satu tugas kami, yaitu membentuk tulisan #untukindonesia. Melalui beberapa proses, akhirnya terpilihlah Amanda sebagai PJ kami. Dan tugas itu menanti di depan mata. Pada hari Jumat, 23 Agustus 2013.

Hari menuju momen itu adalah hari Jumat ini. Mendebarkan sekali karena kita memang tidak ada latihan sama sekali sebelumnya. Kebetulan kami kelompok 111 kebagian huruf O bersama beberapa kelompok lainnya. Masker segera dipasang, kami pun melangkah sesuai dengan instruksi dari PJ-PJ kami. PJ kami berada di spot-spot tertentu untuk mempermudah kami meletakkan posisi di huruf O. Ternyata gampang-gampang susah sih. Saya sempat lihat juga, para PJ membentuk barisan sepanjang jari-jari lingkaran huruf O dan kemudian memutar. Itu bertujuan untuk menyempurnakan lingkaran O itu sendiri. Yaah, itulah cerita singkat perjuangan kami membentuk susunan #untukindonesia. InsyaaAllaah itu kami lakukan dengan hati yang ikhlas. Dan yang menambah rasa seneng juga nih, jajaran kakak-kakak panitia mengapresiasi hasil usaha kami ini. Salah satu dari jajaran panitia, yaitu dari para taplok-taplok kami, Bumi Sudha, mempersembahkan yel-yel yang cukup menggunggah semangat kami untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya.
Kegiatan selanjutnya di OSKM hari Jumat ini dilaksanakan di Sabuga. Acara dibuka dengan pembahasan mengenai keamaan dan keselamatan di ITB. Lalu diteruskan dengan Defile OHU OSKM 2013. Ada kurang lebih 80 unit kemahasiswaan di ITB. Dibagi menjadi enam bidang. Agama, keilmuan, pendidikan, seni dan budaya, media, serta olahraga dan kesehatan. Disertai dengan tampilan dari kakak-kakak unit yang cukup atraktif.

Sesi kedua dibuka setelah sholat dzuhur berjamaah. Acaranya adalah seminar OSKM 2013 oleh para tokoh-tokoh inspiratif. Ada Pak Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan. Ada kakak-kakak dari Wanadri, pecinta alam. Ada juga Ibu Tri Mumpuni yang memaparkan tentang . Dan ada pula pembicara dari alumni ITB, kak Saska dengan ‘Riset Indie’-nya. Berikut ini akan saya gambarkan secara singkat tentang seminar-seminar tersebut.

Seminar pertama oleh Pak Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan. Sekilas tentang apa yang beliau tuturkan dalam seminar kali ini adalah tentang kearifan lokal yang menunjang perekonomian bangsa Indonesia. Ada beberapa kalimat yang memang inspiratif dari Pak Gita. Ketika itu beliau bercerita mengenai saat-saat Pak Gita menemani teman-teman bulu tangkis yang akan bertanding di Guangzhou. Beliau diminta untuk mengobarkan semangat para atlet untuk bertanding nantinya. Ternyata tidak panjang-panjang. Inti dari pesan itu adalah “If you want it, you will get it.” Ya, dari kalimat singkat itu sungguh terkadung makna yang dalam. Kita diminta untuk meyakini tekad kita sendiri, itulah makna yang saya tangkap dari kalimat tersebut. Setelah dibuka dengan kalimat yang menggugah semangat, beliau juga menuturkan tentang kondisi-kondisi perekonomian bangsa Indonesia. Mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengenai investasi-investasi di dalamnya, dan mengenai tugas-tugas kita ke depannya juga. Penjelasan-penjelasan tersebut cukup membuka wawasan kita tentang perekonomian bangsa. Dan memang betul, kearifan lokal mengambil peranan yang penting dalam mencirikan bangsa kita ketika nanti terjadi pelonggaran liberalisasi perdagangan dan investasi di ASEAN.Pak Gita Wirjawan menutup seminar ini dengan berpesan kepada mahasiswa baru ITB 2013. Beliau bertutur, “Jadilah garuda-garuda, yang kreatif, terampil, berteknologi, dan berbudaya. Jadilah pemimpin yang bangga berbangsa Indonesia.”

Seminar kedua ini dihadiri oleh tiga kakak-kakak dari Wanadri. Pembicaranya adalah kak Indra Hidayat. Seminar ini bertemakan “Cinta Tanah Air Indonesia”. Di dalamnya diceritakan mengenai bentang alam Indonesia yang luar biasa. Mulai dari luasnya, sumber daya alamnya, dan budaya-budayanya. Beliau menceritakan juga tentang betapa pentingnya Deklarasi Djuanda yang berperan dalam bertambahnya luas teritorial negara Indonesia. Nyatanya, setelah adanya Deklarasi Djuanda, bentang Indonesia menjadi lebih luas dibandingkan ketika Proklamasi dahulu. Pesan-pesan untuk menjaga keunikan-keunikan bangsa ini adalah agar kita SADAR DIRI, SADAR LINGKUNGAN, SADAR TUJUAN.

Seminar ketiga oleh Ibu Tri Mumpuni. Beliau ini adalah pemberdaya listrik di lebih dari 60 pulau terpencil di Indonesia. Beliau membahas mengenai ‘Integritas dan Kompetensi Pemuda untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa’. Hal tersebut mencakup dua pokok. Yang pertama, kita harus mempunyai pengetahuan dan logika. Yang kedua, kita juga harus mempunyai perasaan dan empati. Dua pokok di atas harus berjalan beriringan. Tanpa ada salah satunya, maka di atas menjadi tidak terwujud. Ibu Tri juga bertutur tentang perekonomian yang tidak memihak masyarakatnya. Hal itu mungkin dapat diatasi dengan kewirausahaan sosial. Kewirausahaan sosial inilah yang harusnya mampu kita kembangkan untuk menuju perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.

Ini dia seminar keempat alias seminar terakhir. Diisi oleh Kak Saska, alumni ITB yang sekarang sedang menggeluti project-projectnya di Riset Indie. Beliau sendiri sebagai CEO-nya, dibantu oleh istri dan kawan-kawannya. Riset Indie itu sendiri dibentuk sebagai inkubator ide. Dan kata kak Saska, ide yang baik itu adalah yang sustainable. Nah, ini dia riset-riset yang dilakukan oleh kak Saska beserta kawan-kawannya. Yang pertama, Riset Indie-Polaroid. Keunikan dari kamera polaroid inilah yang menggugah beliau untuk mempertahankan adanya kamera ini. Beliau sempat menjadikan kamera polaroid ini bisnis. Namun sayangnya mengalami kegagalan. Meskipun demikian, banyak pelajaran yang dapat diambil dari usaha-usaha tersebut. Riset kedua adalah Animatronic. Kak saska bekerja sama untuk membuat animatronic yang dinamakan Alinea. Dasar dari riset ini adalah bagaimana kita berkolaborasi dengan kawan-kawan dari bidang lainnya untuk membentuk sebuah produk yang ideal. Riset yang ketika juga nggak kalah uniknya. Kali ini tentang Angkot Day. Angkot Day ini diangkat dari masalah-masalah eko-sosial di daerah Bandung. Riset ini diharapkan menjadi solusi kemacetan di kota Bandung. Dan akan dimulai nanti pada tanggal 20 September 2013 dimana angkot Kalapa-Dago yang akan kita naiki tidak perlu nunggu lama-lama, aman, dan gratis. Semoga nanti berjalan dengan lancar.


Itulah review dari kegiatan hari Jumat ini. Semoga bermanfaat bagi diri saya pribadi dan bermanfaat bagi teman-teman lainnya.

No comments:

Post a Comment