Bismillaah
Nila
Ultima Duane (19913096) – Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan
Kebijakan
Kegiatan
OSKM kali ini lumayan bikin saya bertanya-tanya, “Apakah yang akan terjadi hari
ini?”. Maka, inilah jawabannya...
Hari
ini dimulai pada pukul 05.50 pagi. Waktu yang lumayan pagi untuk ‘ngampus’.
Kami berombong digiring menuju depan perpus, daan.. singkat cerita kami sudah
berada di Saraga yang saat itu masih belum berdebu –karena masih pagi-.
Tiba-tiba suasana menjadi cukup mencekam. Kami disuruh mengeluarkan spek-spek
tugas kami. Spek ponco, minuman, baju ganti,.. lancaar. Eh nggak
disangka-sangka ada permintaan spek unik selain itu dari para senior. Ada nastar,
garam beryodium, helm SNI, spion. Mereka menyebutkan itu beserta alasan-alasan
mereka mengapa kami harus membawa itu semua. Berhubung kami banyak yang nggak
bawa, maka senior marah-marah. Namun cukup aneh memang. Ditambah lagi ada
insiden pemberontakan kecil oleh salah seorang dari maba. Entah bagaimana
awalnya, para senior melakukan gerakan kecil yang lumayan lucu sambil
mengucapkan beberapa kalimat. Kata-katanya sih saya nggak begitu hapal. Yang
jelas ada kata-kata “ciuss” segala. Dan akhirnyaa, ternyata itu semua
sandiwara. Ckckck, ternyata itu nggak bener-bener marah. Malahan ada musik
setelahnya dan banyak maba yang disuruh untuk berjoget bersama sesuai dengan
gerakan kakak-kakak senior di panggung..
Selanjutnya,
inilah misi yang ditunggu-tunggu. Membuat tulisan #untukindonesia di tanah
Saraga. Kita flash back dulu gimana awalnya memilih PJ misi ini. PJ ini dipilih
saat bertemu dengan taplok-taplok kami untuk pertama kalinya. Berhubung saat
tanggal 19 Agustus 2013, setelah acara Sidang Terbuka selesai, teman-teman dari
SBMPTN tidak bisa keluar Sabuga bersama-sama dengan teman-teman SNMPTN. Jadi,
ketika kumpul bersama taplok kami tidak bisa dilakukan bebarengan. Saya berada
di kloter kedua kumpul bareng taplok. Yah, perkenalan-perkenalan gitu deh sama
teman sekelompok dan kakak-kakak taplok juga memberikan beberapa info penting
mengenai kegiatan-kegiatan yang bakal diadakan selama OSKM ini. Ternyata kami
membutuhkan seorang PJ untuk melancarkan salah satu tugas kami, yaitu membentuk
tulisan #untukindonesia. Melalui beberapa proses, akhirnya terpilihlah Amanda
sebagai PJ kami. Dan tugas itu menanti di depan mata. Pada hari Jumat, 23
Agustus 2013.
Hari
menuju momen itu adalah hari Jumat ini. Mendebarkan sekali karena kita memang
tidak ada latihan sama sekali sebelumnya. Kebetulan kami kelompok 111 kebagian
huruf O bersama beberapa kelompok lainnya. Masker segera dipasang, kami pun
melangkah sesuai dengan instruksi dari PJ-PJ kami. PJ kami berada di spot-spot
tertentu untuk mempermudah kami meletakkan posisi di huruf O. Ternyata
gampang-gampang susah sih. Saya sempat lihat juga, para PJ membentuk barisan
sepanjang jari-jari lingkaran huruf O dan kemudian memutar. Itu bertujuan untuk
menyempurnakan lingkaran O itu sendiri. Yaah, itulah cerita singkat perjuangan
kami membentuk susunan #untukindonesia. InsyaaAllaah itu kami lakukan dengan
hati yang ikhlas. Dan yang menambah rasa seneng juga nih, jajaran kakak-kakak
panitia mengapresiasi hasil usaha kami ini. Salah satu dari jajaran panitia,
yaitu dari para taplok-taplok kami, Bumi Sudha, mempersembahkan yel-yel yang
cukup menggunggah semangat kami untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya.
Kegiatan
selanjutnya di OSKM hari Jumat ini dilaksanakan di Sabuga. Acara dibuka dengan
pembahasan mengenai keamaan dan keselamatan di ITB. Lalu diteruskan dengan
Defile OHU OSKM 2013. Ada kurang lebih 80 unit kemahasiswaan di ITB. Dibagi
menjadi enam bidang. Agama, keilmuan, pendidikan, seni dan budaya, media, serta
olahraga dan kesehatan. Disertai dengan tampilan dari kakak-kakak unit yang
cukup atraktif.
Sesi
kedua dibuka setelah sholat dzuhur berjamaah. Acaranya adalah seminar OSKM 2013
oleh para tokoh-tokoh inspiratif. Ada Pak Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan.
Ada kakak-kakak dari Wanadri, pecinta alam. Ada juga Ibu Tri Mumpuni yang
memaparkan tentang . Dan ada pula pembicara dari alumni ITB, kak Saska dengan ‘Riset
Indie’-nya. Berikut ini akan saya gambarkan secara singkat tentang
seminar-seminar tersebut.
Seminar
pertama oleh Pak Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan. Sekilas tentang apa yang
beliau tuturkan dalam seminar kali ini adalah tentang kearifan lokal yang
menunjang perekonomian bangsa Indonesia. Ada beberapa kalimat yang memang
inspiratif dari Pak Gita. Ketika itu beliau bercerita mengenai saat-saat Pak
Gita menemani teman-teman bulu tangkis yang akan bertanding di Guangzhou. Beliau
diminta untuk mengobarkan semangat para atlet untuk bertanding nantinya.
Ternyata tidak panjang-panjang. Inti dari pesan itu adalah “If you want it, you
will get it.” Ya, dari kalimat singkat itu sungguh terkadung makna yang dalam. Kita
diminta untuk meyakini tekad kita sendiri, itulah makna yang saya tangkap dari
kalimat tersebut. Setelah dibuka dengan kalimat yang menggugah semangat, beliau
juga menuturkan tentang kondisi-kondisi perekonomian bangsa Indonesia. Mengenai
pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengenai investasi-investasi di dalamnya, dan
mengenai tugas-tugas kita ke depannya juga. Penjelasan-penjelasan tersebut
cukup membuka wawasan kita tentang perekonomian bangsa. Dan memang betul,
kearifan lokal mengambil peranan yang penting dalam mencirikan bangsa kita
ketika nanti terjadi pelonggaran liberalisasi perdagangan dan investasi di
ASEAN.Pak Gita Wirjawan menutup seminar ini dengan berpesan kepada mahasiswa
baru ITB 2013. Beliau bertutur, “Jadilah garuda-garuda, yang kreatif, terampil,
berteknologi, dan berbudaya. Jadilah pemimpin yang bangga berbangsa Indonesia.”
Seminar
kedua ini dihadiri oleh tiga kakak-kakak dari Wanadri. Pembicaranya adalah kak
Indra Hidayat. Seminar ini bertemakan “Cinta Tanah Air Indonesia”. Di dalamnya
diceritakan mengenai bentang alam Indonesia yang luar biasa. Mulai dari
luasnya, sumber daya alamnya, dan budaya-budayanya. Beliau menceritakan juga
tentang betapa pentingnya Deklarasi Djuanda yang berperan dalam bertambahnya
luas teritorial negara Indonesia. Nyatanya, setelah adanya Deklarasi Djuanda,
bentang Indonesia menjadi lebih luas dibandingkan ketika Proklamasi dahulu.
Pesan-pesan untuk menjaga keunikan-keunikan bangsa ini adalah agar kita SADAR
DIRI, SADAR LINGKUNGAN, SADAR TUJUAN.
Seminar
ketiga oleh Ibu Tri Mumpuni. Beliau ini adalah pemberdaya listrik di lebih dari
60 pulau terpencil di Indonesia. Beliau membahas mengenai ‘Integritas dan
Kompetensi Pemuda untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa’. Hal tersebut
mencakup dua pokok. Yang pertama, kita harus mempunyai pengetahuan dan logika.
Yang kedua, kita juga harus mempunyai perasaan dan empati. Dua pokok di atas
harus berjalan beriringan. Tanpa ada salah satunya, maka di atas menjadi tidak
terwujud. Ibu Tri juga bertutur tentang perekonomian yang tidak memihak masyarakatnya.
Hal itu mungkin dapat diatasi dengan kewirausahaan sosial. Kewirausahaan sosial
inilah yang harusnya mampu kita kembangkan untuk menuju perekonomian Indonesia
menjadi lebih baik.
Ini
dia seminar keempat alias seminar terakhir. Diisi oleh Kak Saska, alumni ITB
yang sekarang sedang menggeluti project-projectnya di Riset Indie. Beliau
sendiri sebagai CEO-nya, dibantu oleh istri dan kawan-kawannya. Riset Indie itu
sendiri dibentuk sebagai inkubator ide. Dan kata kak Saska, ide yang baik itu
adalah yang sustainable. Nah, ini dia riset-riset yang dilakukan oleh kak Saska
beserta kawan-kawannya. Yang pertama, Riset Indie-Polaroid. Keunikan dari
kamera polaroid inilah yang menggugah beliau untuk mempertahankan adanya kamera
ini. Beliau sempat menjadikan kamera polaroid ini bisnis. Namun sayangnya
mengalami kegagalan. Meskipun demikian, banyak pelajaran yang dapat diambil
dari usaha-usaha tersebut. Riset kedua adalah Animatronic. Kak saska bekerja
sama untuk membuat animatronic yang dinamakan Alinea. Dasar dari riset ini
adalah bagaimana kita berkolaborasi dengan kawan-kawan dari bidang lainnya
untuk membentuk sebuah produk yang ideal. Riset yang ketika juga nggak kalah
uniknya. Kali ini tentang Angkot Day. Angkot Day ini diangkat dari
masalah-masalah eko-sosial di daerah Bandung. Riset ini diharapkan menjadi
solusi kemacetan di kota Bandung. Dan akan dimulai nanti pada tanggal 20 September
2013 dimana angkot Kalapa-Dago yang akan kita naiki tidak perlu nunggu
lama-lama, aman, dan gratis. Semoga nanti berjalan dengan lancar.
Itulah
review dari kegiatan hari Jumat ini. Semoga bermanfaat bagi diri saya pribadi
dan bermanfaat bagi teman-teman lainnya.
No comments:
Post a Comment