A.
Aji Krisnara (NIM: 16713360)
Assalamu’alaikum wr. wb.
Pada kesempatan kali ini saya akan
menjelaskan tentang pola pikir K3 (Kritis, Kreatif, dan Konstruktif). Pola
pikir K3 ini adalah pola pikir yang sebaiknya dimiliki oleh para pemuda di
Indonesia dalam menghadapi era global sekarang ini dan bisa juga diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Fungsinya adalah agar kita sebagai pemuda yang
tampan dan berani ini bisa menjadi lebih baik dalam melakukan sesuatu. Apalagi
para mahasiswa yang katanya akan menjadi generasi penerus bangsa yang bisa
diharapkan. Tentu saja dituntut untuk memiliki pola pikir K3 ini.
Yang pertama adalah kritis. Kritis
merupakan suatu konsep berpikir yang menilai sesuatu dari berbagai sudut
pandang, pola pikir ini membuat kita tidak serta merta menerima suatu informasi
yang kita dapat. Biasanya kita langsung menerima suatu informasi tanpa meneliti
lebih jauh asal usul informasi tersebut. Namun, setelah menerapkan dan melatih
untuk memakai pola pikir ini kita bisa lebih selektif untuk menerima informasi
yang kita dapat. Yang paling mudah diterapkan pertama kali untuk mendapat pola
pikir ini adalah mencari kemungkinan kesalahan dari informasi yang kita terima,
kemudian kita mencari informasi lebih dalam dari informasi tersebut, setelah semuanya
jelas kita baru boleh menentukan informasi yang kita dapat itu benar atau
salah. Kita sebagai mahasiswa dituntut untuk kritis terhadap informasi apapun
yang kita dapat. Misalnya pada suatu saat dosen menjelaskan materi kita
berpikir kritis, apabila ada materi yang kurang jelas atau janggal kita
dituntut untuk mencari tahu kebenarannya atau kalau tidak bisa kita lebih baik
bertanya langsung kepada dosen yang menjelaskan. Dengan berpikir kritis kita
mendapat berbagai keuntungan, contoh konkretnya yaitu kita menjadi lebih paham
terhadap informasi-informasi yang kita dapatkan.
Pola pikir yang kedua adalah kreatif.
Kreatif merupakan pola pikir yang membutuhkan kemampuan imajinasi kita untuk
berpikir out of the box atau lain dari yang lain. Orang-orang yang kreatif
pasti lebih diperhatikan dan diapresiasi oleh orang lain. Karena ide-ide mereka
yang cemerlang dan tak terfikirkan oleh orang lain. Tentu saja kita sebagai
mahasiswa dituntut untuk menjadi orang yang kreatif karena sudah terlalu banyak
orang Indonesia yang tidak kreatif. Kalau bukan kita siapa lagi? Hal itu bisa
kita lihat dari kebanyakan atau mayoritas orang di Indonesia adalah pegawai,
yang notabennya adalah para pekerja yang mengerjakan hal itu-itu saja. Yang
mendapat penghasilan tetap setiap tahunnya, dan berbagai kegiatan yang kurang
improve lainnya. Dan tanda-tandanya juga bisa kita lihat dari banyaknya
pendaftar sekolah tinggi kedinasan yang dari tahun ke tahun semakin membeludak.
Hal tersebut merupakan contoh sederhana sebegitu banyaknya orang Indonesia yang
kurang improve dalam kehidupannya. Untung saja kita yang bersekolah dikuliahan
yang katanya Institut Terbaik Bangsa ini tidak termasuk golongan orang-orang
yang saya sebutkan diatas tadi. Kita sebagai calon pemimpin global harus bisa
berpikir kreatif agar bisa mengangkat tinggi derajat bangsa kita tercinta ini,
bangsa Indonesia.
Yang terakhir adalah pola pikir konstruktif. Pola pikir konstruktif
adalah sebuah pola pikir yang membangun, menyusun, mendorong, dan membuat
sesuatu ke arah yang lebih baik dan benar. Dalam arti singkatnya disini pola
pikir konstruktif adalah pola pikir yang solutif, yaitu menemukan jalan keluar
dari sebuah permasalahan dengan cara yang paling efektiv dan efisien. Kita
sebagai mahasiswa dituntut untuk memiliki pola pikir ini. Dan menurut saya pola
pikir ini merupakan pola pikir yang paling agak ribet dari dua pola pikir
sebelumnya. Soalnya dalam membuat suatu atau berbagai keputusan yang solutif
atas konstruktif tadi kita perlu melihat permasalahan tersebut dari segala
aspek, kemudian prioritas-prioritas yang sebaiknya kita dahulukan, dan tentu
saja tanpa merugikan pihak tertentu. Untuk itu kita memerlukan banyak
pengalaman dan pelatihan untuk memiliki pola pikir yang satu ini. Kita harus
berlatih untuk menghadapi masalah-masalah yang datang kepada kita. Kemudian
membuat jalan keluar dari permasalahan tersebut. Semakin banyak masalah yang
kita hadapi maka akan semakin sering kesempatan kita untuk melatih pola pikir
konstruktif ini. Oleh karena itu sebaiknya kita mulai dari sekarang untuk
menghadapi masalah-masalah kecil terlebih dahulu setelah itu apabila tiba
saatnya kita mendapat sebuah masalah yang besar kita tidak akan kelabakan dalam
menghadapinya.
Dari ketiga pola pikir tersebut semuanya
merupakan pola pikir mendasar yang sebaiknya dimiliki oleh rakyat Indonesia.
Kita tidak boleh hanya diam saja melihat bangsa ini yang dari hari ke hari
makin tak jelas arahnya, kita harus kritis. Kita tak boleh hanya bersuka cita
dengan apa yang kita peroleh sekarang, sementara jutaan rakyat diluar sana
masih menganggur, kita harus kreatif, membuat lapangan kerja baru misalnya.
Namun yang paling penting dari semua itu, kita tidak boleh hanya
berteriak-teriak tentang betapa mirisnya nasib bangsa ini tanpa memberikan
sebuah solusi yang istimewa, kita harus konstruktif. Mungkin Indonesia akan
sulit maju apabila mahasiswanya saja hanya berteori tentang pentingnya pola
pikir ini itu tanpa memberikan sebuah langkah nyata. Namun paling tidak, di
dalam lubuk hati kami, mahasiswa ITB 2013, ada keinginan yang begitu kuat untuk
membuat bangsa ini menjadi lebih baik. Mungkin tidak untuk waktu dekat ini,
tapi pasti suatu saat nanti. Salam, untuk bangsa ini, yang tanahnya kita pakai setiap
hari, yang airnya kita minum dari dulu, yang udaranya selalu kita hirup sejak
lahir, namun belum bisa kita balas satu kebaikanpun untuknya. Terimakasih.
Wassalmu’alaikum wr. wb.
No comments:
Post a Comment