Pages

Friday, 23 August 2013

Review Materi K3 oleh Awal Aji Krisnara (FTI)


A. Aji Krisnara (NIM: 16713360)
Assalamu’alaikum wr. wb.

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang pola pikir K3 (Kritis, Kreatif, dan Konstruktif). Pola pikir K3 ini adalah pola pikir yang sebaiknya dimiliki oleh para pemuda di Indonesia dalam menghadapi era global sekarang ini dan bisa juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Fungsinya adalah agar kita sebagai pemuda yang tampan dan berani ini bisa menjadi lebih baik dalam melakukan sesuatu. Apalagi para mahasiswa yang katanya akan menjadi generasi penerus bangsa yang bisa diharapkan. Tentu saja dituntut untuk memiliki pola pikir K3 ini.

Yang pertama adalah kritis. Kritis merupakan suatu konsep berpikir yang menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang, pola pikir ini membuat kita tidak serta merta menerima suatu informasi yang kita dapat. Biasanya kita langsung menerima suatu informasi tanpa meneliti lebih jauh asal usul informasi tersebut. Namun, setelah menerapkan dan melatih untuk memakai pola pikir ini kita bisa lebih selektif untuk menerima informasi yang kita dapat. Yang paling mudah diterapkan pertama kali untuk mendapat pola pikir ini adalah mencari kemungkinan kesalahan dari informasi yang kita terima, kemudian kita mencari informasi lebih dalam dari informasi tersebut, setelah semuanya jelas kita baru boleh menentukan informasi yang kita dapat itu benar atau salah. Kita sebagai mahasiswa dituntut untuk kritis terhadap informasi apapun yang kita dapat. Misalnya pada suatu saat dosen menjelaskan materi kita berpikir kritis, apabila ada materi yang kurang jelas atau janggal kita dituntut untuk mencari tahu kebenarannya atau kalau tidak bisa kita lebih baik bertanya langsung kepada dosen yang menjelaskan. Dengan berpikir kritis kita mendapat berbagai keuntungan, contoh konkretnya yaitu kita menjadi lebih paham terhadap informasi-informasi yang kita dapatkan.

Pola pikir yang kedua adalah kreatif. Kreatif merupakan pola pikir yang membutuhkan kemampuan imajinasi kita untuk berpikir out of the box atau lain dari yang lain. Orang-orang yang kreatif pasti lebih diperhatikan dan diapresiasi oleh orang lain. Karena ide-ide mereka yang cemerlang dan tak terfikirkan oleh orang lain. Tentu saja kita sebagai mahasiswa dituntut untuk menjadi orang yang kreatif karena sudah terlalu banyak orang Indonesia yang tidak kreatif. Kalau bukan kita siapa lagi? Hal itu bisa kita lihat dari kebanyakan atau mayoritas orang di Indonesia adalah pegawai, yang notabennya adalah para pekerja yang mengerjakan hal itu-itu saja. Yang mendapat penghasilan tetap setiap tahunnya, dan berbagai kegiatan yang kurang improve lainnya. Dan tanda-tandanya juga bisa kita lihat dari banyaknya pendaftar sekolah tinggi kedinasan yang dari tahun ke tahun semakin membeludak. Hal tersebut merupakan contoh sederhana sebegitu banyaknya orang Indonesia yang kurang improve dalam kehidupannya. Untung saja kita yang bersekolah dikuliahan yang katanya Institut Terbaik Bangsa ini tidak termasuk golongan orang-orang yang saya sebutkan diatas tadi. Kita sebagai calon pemimpin global harus bisa berpikir kreatif agar bisa mengangkat tinggi derajat bangsa kita tercinta ini, bangsa Indonesia.

Yang terakhir adalah pola  pikir konstruktif. Pola pikir konstruktif adalah sebuah pola pikir yang membangun, menyusun, mendorong, dan membuat sesuatu ke arah yang lebih baik dan benar. Dalam arti singkatnya disini pola pikir konstruktif adalah pola pikir yang solutif, yaitu menemukan jalan keluar dari sebuah permasalahan dengan cara yang paling efektiv dan efisien. Kita sebagai mahasiswa dituntut untuk memiliki pola pikir ini. Dan menurut saya pola pikir ini merupakan pola pikir yang paling agak ribet dari dua pola pikir sebelumnya. Soalnya dalam membuat suatu atau berbagai keputusan yang solutif atas konstruktif tadi kita perlu melihat permasalahan tersebut dari segala aspek, kemudian prioritas-prioritas yang sebaiknya kita dahulukan, dan tentu saja tanpa merugikan pihak tertentu. Untuk itu kita memerlukan banyak pengalaman dan pelatihan untuk memiliki pola pikir yang satu ini. Kita harus berlatih untuk menghadapi masalah-masalah yang datang kepada kita. Kemudian membuat jalan keluar dari permasalahan tersebut. Semakin banyak masalah yang kita hadapi maka akan semakin sering kesempatan kita untuk melatih pola pikir konstruktif ini. Oleh karena itu sebaiknya kita mulai dari sekarang untuk menghadapi masalah-masalah kecil terlebih dahulu setelah itu apabila tiba saatnya kita mendapat sebuah masalah yang besar kita tidak akan kelabakan dalam menghadapinya.

Dari ketiga pola pikir tersebut semuanya merupakan pola pikir mendasar yang sebaiknya dimiliki oleh rakyat Indonesia. Kita tidak boleh hanya diam saja melihat bangsa ini yang dari hari ke hari makin tak jelas arahnya, kita harus kritis. Kita tak boleh hanya bersuka cita dengan apa yang kita peroleh sekarang, sementara jutaan rakyat diluar sana masih menganggur, kita harus kreatif, membuat lapangan kerja baru misalnya. Namun yang paling penting dari semua itu, kita tidak boleh hanya berteriak-teriak tentang betapa mirisnya nasib bangsa ini tanpa memberikan sebuah solusi yang istimewa, kita harus konstruktif. Mungkin Indonesia akan sulit maju apabila mahasiswanya saja hanya berteori tentang pentingnya pola pikir ini itu tanpa memberikan sebuah langkah nyata. Namun paling tidak, di dalam lubuk hati kami, mahasiswa ITB 2013, ada keinginan yang begitu kuat untuk membuat bangsa ini menjadi lebih baik. Mungkin tidak untuk waktu dekat ini, tapi pasti suatu saat nanti. Salam, untuk bangsa ini, yang tanahnya kita pakai setiap hari, yang airnya kita minum dari dulu, yang udaranya selalu kita hirup sejak lahir, namun belum bisa kita balas satu kebaikanpun untuknya. Terimakasih.

Wassalmu’alaikum wr. wb.

No comments:

Post a Comment