Aji Surya Utama
FTTM
16413109
Hari ini kami maba ITB 2013 harus
kumpul diperpustakaan kapus jam 5.50. terus kita dimobilisasi ke saraga leat
tunel. Pas semua sudah kumpul kita dikerjain sama kakak-kakak LSS. Awalnya kami
dimarahi karena tidak membawa spek yang aneh-aneh. Tapi akhirnya kita malah
joget senam bareng. Jam 7.20 maba 2013 diminta membuat tulisan #untukindonesia menghadap sabuga.
Kebayang susahnya kayak apa. Kelompok 111 kebagian buat huruf O. Huruf O dibuat
kelompok 109-120, dibuat 3 lapis. Awalnya aku tidak kebagian tempat, tapi
nyempil aja di antara yang lainnya yang penting masuk barisan. Walau susah,
tapi misi tersebut dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kami juga
dapet yel-yel semangat dari para taplok.
***
Sekitar jam 9 kami maba 2013
sudah memenuhi sabuga. Acara yang pertama itu defile unit. Ternyata di ITB ada
80 unit kemahasiswaan (Wow!). Unit-unit itu dibagi menjadi bebearapa rumpun
yaitu: rumpun agama, pendidikan, seni dan budaya, media, olahraga dan
kesehatan. Kemudian kita sholat jumat berjamaah di selasar sabuga. Ini nih
sholat jumat yang anti-mainstreem.
Sekitar jam 2 acara dimulai lagi
dengan acara inti, seminar. Hostnya Putri Indonesia 2012 yang alumni ITB, Maria Selena. capek bangeet. Bintang tamunya ga main-main, menteri perdagangan
RI, Gita Wiryawan. Beliau menyampaikan ceramah yang bagus. Perekonomian
Indonesia ini haruslah dipimpin oleh pemimpin yang memiliki kearifan lokal.
Jika para pemuda yang notabene adalah penerus bangsa tidak berkearifan local,
maka bangsa ini akan kehilangan jati dirinya. Memajukan perekonomian bias
dilakukan dengan mencontoh Negara tetangga kita, Korea Selatan. Mereka merubah
warga yang dulunya petani menjadi pengusaha yang bergearak di bidang industri,
meningkatkan daya juang SDM. Nah untuk memajukan ekonomi Negara dibutuhkan
kemajuan teknologi, dalam hal ini Indonesia tertinggal jauh dari Negara lain. Untuk
itu pemerintah berusaha meningkatkan pendidikan dan pendanaan dalam bidang
teknologi. Karena produk pendidikan yang berkualiats merupakan senjata
pembangunan agar melek teknologi. Semakin ke depan Indonesia memerlukan pemimpin
yang bias menjawab perubahan zaman tanpa meninggalkan kearifan local. Terakhir,
beliau berpesan supaya maba 2013 menjadi garuda-garuda yang kreatif, terampil,
berteknologi, dan berjiwa kebangsaan. Menjadi pemimpin yang bangga berbangsa
dan menjunjung kearifan local baik di dalam maupun di luar.
Presentasi yang kedua disampaikan
oleh Wanadri yang diwakili Mas Indra, lulusan teknik mesin ITB. Organisasi ini
bergerak pada penjelajahan alam Indonesia yang kaya. Indonesia memiliki lebih
dari 17.000 pulau dan memiliki laut terpanjang kedua di dunia. Pulau-pulau
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, memiliki tingkat bencana alam
yang berbeda pula. Nah, sebagai bentuk kepeduliannya kepada Indonesia Wanadri
membuat patung Bung Karno dan Bung Hatta di lebih dari 90 pulau di Indonesia,
hal ini bertujuan untuk menghindari pengklaiman dari Negara lain.
Setelahnya, kami mendapat
presentasi dari Ibu Tri Mumpuni, pemberdaya listrik di daerah terpencil
Indonesia. Beliau memberi judul kuliah ‘integritas dan kompetensi alumni ITB
untuk kemandirian dan kesejahteraan bangsa’. Modalnya adalah logika dan empati.
Pemimpin yang menggabungkan logika dan empati akan menjadikan Indonesia lebih
baik. Sedang pemimpin yang memiliki logika tanpa empati hanya akan membaca
Indonesia untuk diri sendir. Jangan mudah menjual apa yang Indonesia punya ke
orang asing. Karena sebagian besar SDA Indonesia dimiliki pihak asing, sedang
di Indonesia sendiri masih banyak orang-orang miskin di daerah. Sebaiknya kita
mengambil tambang atau kekayaan bumi Indonesia dengan mempertimbangkan sisi
lingkungan dan dampak social yang ada. Jangan sampai orang Indonesia hanya
menjadi kuli. Lalu kita diminta untuk tidak hanya mengejar materi tapi juga
berguna bagi bangsa dan orang banyak.
Presentasi terakhir diisi oleh
Bang Saska, alumni teknik elektro ITB, pendiri Riset Indie. Riset indie ini
adalah badan penelitian yang berbasis social,
ekonomi, teknologi dan media. Dari ide lalu membuat penelitian yang kemudian
dilanjutkan menjadi ide usaha. Riset menarik yang pernah dilakukan antara lain:
Polaroid, Animatronik dan Angkot Day. Di ITB kita diminta untuk tidak hanya
mengasah hard skill tapi juga soft skill dengan cara berorganisasi dan aktif di
kegiatan kampus. Jangan merasa sudah ok, terus belajar. Kita juga diminta untuk
tidak merasa lebih baik dari seseorang, karena orang tersebut bias saja
memiliki sesuatu yang tidak kita punyai. Diingatkan pula pentingnya memberi
impact pada orang lain saat kita
meninggal kelak.
No comments:
Post a Comment