Pages

Friday, 23 August 2013

REVIEW SEMINAR OSKM 2013


Aji Surya Utama
FTTM
16413109

Hari ini kami maba ITB 2013 harus kumpul diperpustakaan kapus jam 5.50. terus kita dimobilisasi ke saraga leat tunel. Pas semua sudah kumpul kita dikerjain sama kakak-kakak LSS. Awalnya kami dimarahi karena tidak membawa spek yang aneh-aneh. Tapi akhirnya kita malah joget senam bareng. Jam 7.20 maba 2013 diminta membuat tulisan #untukindonesia menghadap sabuga. Kebayang susahnya kayak apa. Kelompok 111 kebagian buat huruf O. Huruf O dibuat kelompok 109-120, dibuat 3 lapis. Awalnya aku tidak kebagian tempat, tapi nyempil aja di antara yang lainnya yang penting masuk barisan. Walau susah, tapi misi tersebut dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kami juga dapet yel-yel semangat dari para taplok.
***
Sekitar jam 9 kami maba 2013 sudah memenuhi sabuga. Acara yang pertama itu defile unit. Ternyata di ITB ada 80 unit kemahasiswaan (Wow!). Unit-unit itu dibagi menjadi bebearapa rumpun yaitu: rumpun agama, pendidikan, seni dan budaya, media, olahraga dan kesehatan. Kemudian kita sholat jumat berjamaah di selasar sabuga. Ini nih sholat jumat yang anti-mainstreem.
Sekitar jam 2 acara dimulai lagi dengan acara inti, seminar. Hostnya Putri Indonesia 2012 yang alumni  ITB, Maria Selena. capek bangeet. Bintang tamunya ga main-main, menteri perdagangan RI, Gita Wiryawan. Beliau menyampaikan ceramah yang bagus. Perekonomian Indonesia ini haruslah dipimpin oleh pemimpin yang memiliki kearifan lokal. Jika para pemuda yang notabene adalah penerus bangsa tidak berkearifan local, maka bangsa ini akan kehilangan jati dirinya. Memajukan perekonomian bias dilakukan dengan mencontoh Negara tetangga kita, Korea Selatan. Mereka merubah warga yang dulunya petani menjadi pengusaha yang bergearak di bidang industri, meningkatkan daya juang SDM. Nah untuk memajukan ekonomi Negara dibutuhkan kemajuan teknologi, dalam hal ini Indonesia tertinggal jauh dari Negara lain. Untuk itu pemerintah berusaha meningkatkan pendidikan dan pendanaan dalam bidang teknologi. Karena produk pendidikan yang berkualiats merupakan senjata pembangunan agar melek teknologi. Semakin ke depan Indonesia memerlukan pemimpin yang bias menjawab perubahan zaman tanpa meninggalkan kearifan local. Terakhir, beliau berpesan supaya maba 2013 menjadi garuda-garuda yang kreatif, terampil, berteknologi, dan berjiwa kebangsaan. Menjadi pemimpin yang bangga berbangsa dan menjunjung kearifan local baik di dalam maupun di luar.
Presentasi yang kedua disampaikan oleh Wanadri yang diwakili Mas Indra, lulusan teknik mesin ITB. Organisasi ini bergerak pada penjelajahan alam Indonesia yang kaya. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan memiliki laut terpanjang kedua di dunia. Pulau-pulau tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, memiliki tingkat bencana alam yang berbeda pula. Nah, sebagai bentuk kepeduliannya kepada Indonesia Wanadri membuat patung Bung Karno dan Bung Hatta di lebih dari 90 pulau di Indonesia, hal ini bertujuan untuk menghindari pengklaiman dari Negara lain.
Setelahnya, kami mendapat presentasi dari Ibu Tri Mumpuni, pemberdaya listrik di daerah terpencil Indonesia. Beliau memberi judul kuliah ‘integritas dan kompetensi alumni ITB untuk kemandirian dan kesejahteraan bangsa’. Modalnya adalah logika dan empati. Pemimpin yang menggabungkan logika dan empati akan menjadikan Indonesia lebih baik. Sedang pemimpin yang memiliki logika tanpa empati hanya akan membaca Indonesia untuk diri sendir. Jangan mudah menjual apa yang Indonesia punya ke orang asing. Karena sebagian besar SDA Indonesia dimiliki pihak asing, sedang di Indonesia sendiri masih banyak orang-orang miskin di daerah. Sebaiknya kita mengambil tambang atau kekayaan bumi Indonesia dengan mempertimbangkan sisi lingkungan dan dampak social yang ada. Jangan sampai orang Indonesia hanya menjadi kuli. Lalu kita diminta untuk tidak hanya mengejar materi tapi juga berguna bagi bangsa dan orang banyak.
Presentasi terakhir diisi oleh Bang Saska, alumni teknik elektro ITB, pendiri Riset Indie. Riset indie ini adalah badan penelitian yang berbasis  social, ekonomi, teknologi dan media. Dari ide lalu membuat penelitian yang kemudian dilanjutkan menjadi ide usaha. Riset menarik yang pernah dilakukan antara lain: Polaroid, Animatronik dan Angkot Day. Di ITB kita diminta untuk tidak hanya mengasah hard skill tapi juga soft skill dengan cara berorganisasi dan aktif di kegiatan kampus. Jangan merasa sudah ok, terus belajar. Kita juga diminta untuk tidak merasa lebih baik dari seseorang, karena orang tersebut bias saja memiliki sesuatu yang tidak kita punyai. Diingatkan pula pentingnya memberi impact pada orang lain  saat kita meninggal kelak.


No comments:

Post a Comment